Terik matahari pun tak menjadi halangan yang berarti bagi mereka. Bahkan keringat mereka semanis air tebu. Tak peduli apapun itu, pekerjaan inilah yang mereka tekuni selama beberapa tahun.
Di desa yang hampir 90% lahan pertaniannya ditanamai tebu ini. Menjadi hal yang biasa jika dijalan menemui truk yang parkir hampir memenuhi badan jalan. Apalagi jika musim panen tiba.
walaupun memanen tebu bukan pekerjaan utama mereka, namun aku sendiri tak bisa membayangkan berapa berat beban yang harus mereka jalani mulai dari menebang hingga menata tebu secara rapi ke dalam truk.
Inilah potret dari beberapa warga Desa Sumberkerto Pagak kabupaten Malang

 

Malang, 2016

 

 

img_6801
Tumpukan Tebu yang telah siap untuk dimasukkan ke dalam Truk
img_6380
Proses pengangkutan Tebu dari ladang
img_6794
Gotong royong secara bergantian mengangkut tebu
img_6807
Dari atas truk ada yang bertugas untuk menata rapi tebu agar tidak berantakan
img_6381
Clurit menjadi peralatan utama untuk menebang tebu
img_6386
Kaos kaki panjang dan sepatu ber pull menjadi pijakan mereka ketika bekerja di ladang
img_6391
Poniman
img_6390
Ketika beristirahat, rokok menjadi teman mereka sembari ngobrol
img_6272
Usai panen , ladang tebu harus dibakar yang berguna untuk kembali menyuburkan tanah dan membakar sisa sisa daun tebu yang masih berserakan di ladang